Sabtu, 28 Januari 2012

AARRRGGGGHHHHH !!!!!!

Sore tadi pukul 17.15 di Bandara Adisucipto Yogyakarta, kakiku melangkah bergegas, berharap masih bisa  bertemu adik iparku sekadar bersalaman dan urun doa restu. Hari ini dia berangkat ke California, katanya transit dulu di Jakarta lalu lewat Hongkong. Entah, dimanakah itu, pastinya jauh sekali. Meskipun semua sudah kupercepat, tapi ternyata sampai sana aku tinggal melihat ekor pesawatnya yang sudah tinggal landas. Ya sudah setidaknya aku bisa ada di dekat adikku dan ponakanku sekadar membuat tidak sepi sesaat saja. Kami berbincang-bincang sebentar, lalu aku pamit kembali ke tempatku kerja. Entah kenapa, dalam perjalanan pulang, rasa haru menyeruak begitu dalam, aku menangis sendiri, teringat mata berkaca-kaca adikku melepas suaminya. Lalu satu pikiran melintas, semua ini tak perlu terjadi bila negara ini bisa mencukupi semua kebutuhan kami, rakyat negeri ini. Suami adikku tak perlu jauh-jauh mencari uang sampai ke Amerika sana hanya untuk menjadi buruh!!! Dia harus meninggalkan adikku dan ponakanku disini hingga berbulan-bulan, demi dolar yang nilainya 9000 kali nilai rupiah. Karena rupiah tak pernah lagi mampu menutupi kebutuhan hidupnya. Rasa haru, marah dan entah protes apalagi dan pada siapa bercampur aduk jadi satu. Arrrggghhh!!

Ketika bangsa ini memproklamasikan kemerdekaannya kepada dunia, the founding fathers berdiri dengan gagah di mimbar dengan penuh kepercayaan diri, yakin, bahwa kedepan bangsa kita akan mampu berdikari -berdiri diatas kaki sendiri- alias mandiri, berdaulat tidak lagi berada dibawah ketiak bangsa asing, sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. hal tersebut tercermin secara jelas dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 yang secara gamblang dan penuh percaya diri mengemukakan sebuah optimisme, harapan  yang begitu tinggi bahwa bangsa kita mampu menghidupi dirinya sendiri dengan baik. "Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia, dengan selamat sentausamengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur". Bahkan didalam undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2 dengan jelas dikemukakan bahwa ,"Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan."  Alangkah indahnya konsep berbangsa yang disusun para pndahulu kita.

66 tahun sudah berjalan. Negeri ini ternyata tak semudah itu berdiri diatas kakinya. Dulu, rakyat melawan penjajah yang berasal dari bangsa asing. Namun sekarang, bangsa ini bahkan tak tahu lagi siapa yang hendak dilawan. Tata kehidupan semakin carut marut, untuk mendapatkan sesuap nasi, bagi sebagian orang terasa begitu sulit. Bekerja dari pagi sampai pagi lagi tak membuat tercukupi kebutuhan hidupnya (apalagi kaya!), bahkan hutang menumpuk dimana-mana, gali lubang tutup lubang sekadar untuk menyambung hidup. Menjadi buruh bagi perusahaan asing di negeri sendiri, dengan pendapatan yang terkadang masih kurang layak. Ironis lagi, bahkan menjadi buruhpun sudah tak ada peluang, hingga harus menengadahkan tangan di tepi jalan, bahkan mati kelaparan. Bagi para pemberani seperti adikku, mereka bagaikan pahlawan yang berjuang di medan laga, di negeri asing. Menantang sejuta resiko.

Salahkah aku bila akhirnya bertanya, lantas dimanakah fungsi Negara bagi kami rakyat kecil, kaum pinggiran? Dimanakah hak kami untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak?? (Apalagi yang layak??, mendapat penghidupan sekadarnya dan pekerjaan seadanya saja kebanyakan tak ada) Maasih perlukah ada Negara?? Lantas, Negara ini ada untuk siapa??

Sayup-sayup syair itu menggema dalam angan-anganku, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, apakah itu negeri di swargaloka yang hanya ada di dalam dongeng?


Dedicated for Jamallu's family (Iqbal, Ima, Ama), semoga Allah selalu memberikan berkah untuk setiap usaha dan pengorbanan kalian, semoga keselamatan, kesehatan dan kemudahan selalu untukmu, amin

1 komentar:

  1. UUD 45 sepertinya sudah diamandemen mbak :)

    he he he... di indonesia sebenarnya banyak pekerjaan... hanya yg di amerika hasilnya lebih banyak :)

    putra_nobunaga

    BalasHapus