Senin, 10 Januari 2011

belajar beriman

by Rina Khusnawati on Saturday, 08 January 2011 at 07:50
Fatal sekali akibat dari menyepelekan sepotong kata "iman". Lazimnya saat ini  iman dipahami sebagai "kepercayaan" saja, maka menyepelekan ALLAH pun masih dibilang beriman. dan disini dipahami sebagai,  orang yg menyepelekan, bahkan melanggar janji pada ALLAH dianggap sebagai khilaf, asalkan dalam hati masih percaya pada ALLAH maka semua masih"baik-baik" saja. dangkal sekali akhirnya pemaknaan iman, dan akibatnya adalah, penyelewengan janji pada ALLAH, kehidupan yang carut-marut, pengkhianatan sesama manusia,saling tindas, ohhhh....seperti neraka, berimankah orang2 ini??

Dalam hadits ibnu majah dikatakan bahwa Al Imanu , Aqdun bil Qalbi , Wa Iqrarun bil Lisani, wa amalun bil arkani,
Artinya : “Iman ialah tambatan hati yang menggema kedalam seluruh ucapan dan menjelma kedalam segenap laku perbuatan”. dan seperti apakah orang yg beriman itu, Allah berfirman wal-ladhina amanu ashaddu hubban lillah) (2:165), adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dari sini apabila kita lihat Iman adalah sebuah satu kesatuan dari hati-lisan-tindakan utk selalu melakukan apapun karena sangat cinta pada ALLAH, dengan kata lain sebuah pandangan dan sikap hidup dalam rangka kecintaan yang amat sangat pada ALLAH.

Apabila iman dipahami demikian, masihkah orang yang melanggar janji pada ALLAH, menyepelekan urusan dengan ALLAH, layak disebut orang yang beriman? beriman kepada hawa nafsu, mungkin iya...

Sekedar renungan pagi, utk yang masih mau berpikir..  mohon dibenarkan bila salah, dan mohon diingatkan bila khilaf ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar