Kamis, 26 Mei 2011

Biarkan Aku

Tengah malam, diantara sederet lukisan, menikmati warna-warni yang tertuang diatas kanvas. Menyusuri lorong-lorong temaram kita berjalan membagi bahagia.. Kau genggam erat jemariku seakan takkan kau lepaskan. Diantara gemuruh musik yang menghentak, mata kita bertatapan membagikan rasa. Disuatu tempat dimana semua diawali, dititik nol. Ditemani secangkir kopi press aceh  dan secangkir kopi drip toraja, kepahitan hidup seakan lenyap seiring kopi yang larut melalui kerongkongan. Tuhan begitu baik padaku dengan mengirimkanmu kembali dalam hidupku yang tinggal separuh ini. Rengkuhanmu begitu kokoh sehingga aku mampu berdiri tegak dan kembali bisa menatap dunia. Tuturmu begitu sarat sehingga aku ingat untuk kembali selalu padaNYA dalam setiap waktuku. Begitu indah caramu hingga aku tak pernah bisa melupakanmu. 

Tuhan, ketika sampai waktuku pada satu saat aku harus berdiri tanpa dia, biarkan kakiku melangkah kembali kesana, sekedar mengembalikan semua ingatan ke awalnya, ke titik paling awal dalam setiap perhitungan, titik nol. Awal yang indah, akan berakhir dengan indah. Andaipun dia tak mengenangnya, biarkan aku menggenggamnya sepenuh jiwa. Terimakasih Tuhan.


Rabu, 25 Mei 2011

Pada Sebuah Cermin

Aku tahu, beban hidup yang kau jalani memang teramat meletihkan, namun tak ada yang bisa aku lakukan selain merengkuhmu dalam sapa. Sebesar apapun rasa peduliku, sebesar apapun rasa sayangku, tetap saja dunia kita berbeda. Mungkin kamu berpikir, aku tak pernah mempedulikanmu, kelelahanmu, kesedihanmu. Kamu tak tahu,  Satu hal, mungkin dirimu tak pernah tahu apa yang aku rasa jauh dalam hatiku. Ketika kamu bilang, "coba kamu ada disini, bisa nemenin aku jalan, ngopi, pasti aku seneng", aku merasa duniaku runtuh. Kamu nggak tahu, jauh lebih mudah menjadi kamu, kamu bisa dengan mudah mengungkapkan apa yang kamu rasakan, kamu bisa mengatakan pada dunia apa yang kamu inginkan. Tak mudah menjadi aku, segala hal dibatasi dinding-dinding tradisi, yang tak mungkin aku terobos seenaknya. Mengaduh dan mengeluh kepada Tuhan, hanya itu yang meringankan, percayalah. Itu juga yang selalu aku lakukan. Karena kita berasal dari DIA, maka bila bebanmu tak sanggup kau pikul sendiri, mintalah kekuatan padaNYA, kembalikan semua urusan yang telah kau usahakan penyelesaiannya padaNYA. Jangan pernah merasa sendiri, ada Tuhan yang melihatmu selalu, dan ada aku yang menemanimu meskipun hanya lewat mimpi-mimpimu.
Hidup ini jangan kau jadikan bebanmu, berpikirlah bahwa kita adalah wayang. Sesulit apapun masalah yang kau hadapi, percayalah Tuhan sudah menyiapkan penyelesaian yang indah, karenanya mohonlah selalu padaNYA. Cobaan selalu ada tapi kekuatan dari Allah juga selalu tersedia. 
Tak perlu berandai-andai bila tak ingin merasa lebih sakit, biarkan semua berjalan apa adanya. Selalu berserah kepadaNYA itu lebih baik bagi kita manusia.

Selasa, 24 Mei 2011

Satu Kelokan Sunyi

Aku melayang-layang dalam hiruk pikuk dunia, mencobai aneka rasa pahit getir kehidupan demi menemukan separuh jiwa yang hilang. Beberapa kali singgah, hanya menemukan kekecewaan, karena ternyata bukan itu separuh jiwa yang hilang. Begitu mudah percaya, begitu mudah terbujuk. Akhirnya aku lelah mengepakkan sayap, lalu teronggok begitu saja di sudut kolam kehidupan. Nyaris tenggelam. Jiwa ini tanpa hasrat, tanpa keinginan, hanyalah hampa.

Meniti hari-hari sepi, hampa. Hingga terbetik tanya, apakah memang selamanya adalah kehampaan? Dengan gontai meniti labirin kehidupan, muram. Namun pada satu kelokan, aku terpana, seraut wajah yang sangat kukenal ada didepan mata, aku termangu. Dia kah? Seakan tak pernah jauh, tak pernah berpisah, semua mengalir tanpa rasa canggung, pembicaraan menggema di sepanjang lorong waktu yang terlewati, sehari, dua hari, seminggu, sebulan, setahun, tak terasa, labirin ini tak sunyi lagi. Membagi tangisan membagi tawa, membuat hidup tak lagi sunyi dan hampa.

Sejenak aku bisa melupakan akan pencarianku pada separuh jiwa yang hilang. Aku tak lagi berhasrat mencarinya. Biarlah, separuh jiwa itu ada dimana, aku tak terlalu mempedulikan lagi. Dia kah atau bukan dia kah tak penting lagi. Yang jelas aku berjalan tak sepi lagi. Aku bahagia.

Sabtu, 07 Mei 2011

Lembayung Bali


Menatap lembayung di langit Bali
dan kusadari betapa berharga kenanganmu
Di kala jiwaku tak terbatas
bebas berandai memulang waktu

Hingga masih bisa kuraih dirimu
sosok yang mengisi kehampaan kalbuku
Bilakah diriku berucap maaf
masa yang tlah kuingkari dan meninggalkanmu
oh cinta

Teman yang terhanyut arus waktu
mekar mendewasa
masih kusimpan suara tawa kita
kembalilah sahabat lawasku
semarakkan keheningan lubuk

Hingga masih bisa kurangkul kalian
sosok yang mengaliri cawan hidupku
Bilakah kita menangis bersama
tegar melawan tempaan semangatmu itu
oh jingga

Hingga masih bisa kujangkau cahaya
senyum yang menyalakan hasrat diriku
Bilakah kuhentikan pasir waktu
tak terbangun dari khayal keajaiban ini
oh mimpi

Andai ada satu cara
tuk kembali menatap agung surya-Mu
Lembayung Bali