Selasa, 24 Mei 2011

Satu Kelokan Sunyi

Aku melayang-layang dalam hiruk pikuk dunia, mencobai aneka rasa pahit getir kehidupan demi menemukan separuh jiwa yang hilang. Beberapa kali singgah, hanya menemukan kekecewaan, karena ternyata bukan itu separuh jiwa yang hilang. Begitu mudah percaya, begitu mudah terbujuk. Akhirnya aku lelah mengepakkan sayap, lalu teronggok begitu saja di sudut kolam kehidupan. Nyaris tenggelam. Jiwa ini tanpa hasrat, tanpa keinginan, hanyalah hampa.

Meniti hari-hari sepi, hampa. Hingga terbetik tanya, apakah memang selamanya adalah kehampaan? Dengan gontai meniti labirin kehidupan, muram. Namun pada satu kelokan, aku terpana, seraut wajah yang sangat kukenal ada didepan mata, aku termangu. Dia kah? Seakan tak pernah jauh, tak pernah berpisah, semua mengalir tanpa rasa canggung, pembicaraan menggema di sepanjang lorong waktu yang terlewati, sehari, dua hari, seminggu, sebulan, setahun, tak terasa, labirin ini tak sunyi lagi. Membagi tangisan membagi tawa, membuat hidup tak lagi sunyi dan hampa.

Sejenak aku bisa melupakan akan pencarianku pada separuh jiwa yang hilang. Aku tak lagi berhasrat mencarinya. Biarlah, separuh jiwa itu ada dimana, aku tak terlalu mempedulikan lagi. Dia kah atau bukan dia kah tak penting lagi. Yang jelas aku berjalan tak sepi lagi. Aku bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar