Minggu, 28 April 2013

Life of Pi, the Story is Yours

Melihat film ini, di awal mungkin kurang menarik, karena sekilas  nampak seperti film anak-anak atau seperti acara fauna di televisi. Tapi dengan kesabaran dan konsentrasi penuh, maka, ada sesuatu yang beda yang bisa kita dapatkan. 

Cerita dimulai dengan setting di Kanada ketika seorang penulis novel yang menginginkan sebuah cerita "hebat", mendatangi seorang imigran India bernama Piscine Molitor Patel, yang berhasil bertahan hidup setelah sekian lama terombang-ambing di Samudera Pasifik akibat badai yang menenggelamkan kapal yang ditumpangi bersama keluarganya. 

Hal pertama yang membuka serangkaian cerita adalah pertanyaan si penulis novel  mengenai arti dari nama Piscine Molitor, alkisah nama itu didapat dari orangtuanya yang terinspirasi pada cerita Mamaji (kerabat yang merekomendasikan Patel pada penulis novel) tentang sebuah kolam renang terbaik di Perancis. Boleh jadi orangtuanya ingin anaknya seindah kolam renang itu, namun ternyata di bangku sekolah, teman-teman bahkan gurunya berpikiran lain, mereka memberikan 'terjemahan" tersendiri untuk namanya tersebut, yaitu  sebagai "piss" yang berarti pipis atau kencing atau urine. Karena kesal menjadi bahan olok-olok, Piscine kecil memiliki "terjemahan" tersendiri untuk namanya, dalamsetiap kesempatan dia selalu menjelaskan bahwa namanya berasal dari abjad yunani kuno 'pi" yang merupakan konstanta dari perbandingan antara keliling dengan diameter dari sebuah lingkaran, yang bernilai 3,14 sekian sekian sekian tak berhingga. 

Piscine dibesarkan oleh orangtua yang berpikiran "modern", secara tradisi mereka beragama Hindu, namun ayah dan ibunya tak pernah mengekang Pi kecil untuk mengetahui agama-agama lain. Di rumah, oleh ibunya,  Pi dikenalkan dengan ribuan dewa dan terutama Kresna sebagai Tuhan yang menguasai alam semesta, dimana alam semesta yang tak terhingga ini hanyalah sebatas ada di mulut Kresna saja. Menginjak usia 12 tahun, Pi mulai berkenalan dengan Gereja Katolik dan melalui pastor gereja, dia mengenal Jesus, yang menurut pastor dia adalah sebagai wujud Tuhan yang menebus semua penderitaan dan dosa manusia dengan kasihsayangnya yang tak terbatas, mengasihi orang lain bahkan yang telah membuatnya menderita. Pi kecil mencoba memahami semua ini. Perkenalannya dengan Tuhan berlanjut, dikisahkan Pi berkenalan dengan ajaran Islam, yang mengajarkan kepasrahan total seorang hamba kepada penciptanya, Pi kecilpun menjalankan shalat seperti yang diajarkan melalui ajaran Islam. Pi kecil menyatakan bahwa dengan shalat dia merasakan suatu ketenangan. Akhirnya pada saat mereka sekeluarga berdiskusi, ayah Pi menegurnya dan mengatakan bahwa Pi harus memilih salahsatu dari tiga agama yang dikenalnya, namun Pi belum mampu memilih, semua dia ambil dan tercampur aduk.

Petualangan Pi kecil berubah total, dari sekadar teori-teori, baik berupa ajaran berbagai agama maupun pelajaran hidup yang diberikan oleh ayah ibunya dan Mamaji menuju pada praktek langsung di alam, bagaimana Pi bertahan hidup dengan teori-teori itu dan "perkenalannya" dengan kuasa Tuhan. Dimulai dari kebangkrutan ayahnya hingga ayahnya memutuskan untuk bermigrasi ke Kanada, namun malang, dalam perjalanan kapal yang mereka tumpangi dihantam badai dan tenggelam, tinggal tersisa Pi dengan seekor zebra yang terluka, seekor simpanse, hyena dan harimau Bengali yang buas, terombang-ambing dalam satu sampan di tengah luasnya samudera pasifik, yang sewaktu-waktu memunculkan keganasan tersendiri. Hari demi hari, akhirnya hanya yang kuat yang bisa bertahan hidup, zebra dan simpanse mati oleh hyena dan hyena mati oleh harimau (yang diberi nama Richard Parker). Atas ijin Tuhanlah akhirnya Pi sanggup menggunakan kecerdasan akalnya untuk bertahan hidup dan atas semangat dan kepasrahannya pada Tuhan, dia sanggup tabah menerima nasibnya. 

Kehidupan yang ganas di samudera, tanpa manusia sama sekali justru membawa sebuah kesadaran tersendiri pada Pi akan keberadaan Tuhan. Kehidupan yang tanpa manusia semakin mengasah kasihsayangnya sebagai manusia yang merupakan pemimpin bagi makhluk lainnya.

Petualangannya berakhir dengan terdamparnya sekoci yang dinaiki Pi dan Richard Parker di Mexico, Pi diselamatkan. Namun secara psikis cobaan Pi sebagai manusia masih diuji, yaitu manakala, dua orang agen asuransi dari jepang mendatanginya dan menginginkan Pi bercerita bukan berdasarkan kenyataan yang terjadi yang dialami Pi, karena dianggap cerita tersebut tak bisa diterima. Pi diminta bercerita dalam versi yang bisa diterima (dalam hal ini oleh perusahaan asuransi). Akhirnya Pi pun membuat cerita yang berbeda, Pi menerjemahkan petualangannya dalam versi yang lain. Dia menggambarkan dengan alur yang sama namun oleh pelaku yang berbeda. Akhirnya ada dua cerita yang ditawarkan Pi, dimana tak pernah ada orang lain yang tahu yang manakah yang benar-benar terjadi, kecuali Pi dan Tuhan yang tahu. 

Cerita ini berujung dengan pertanyaan Pi pada penulis novel itu, "cerita manakah yang lebih kamu sukai?" dan penulis novel itupun memilih cerita yang pertama. Pi menjawab, "begitupun dengan cerita tentang Tuhan" Pi tersenyum penuh arti. Dan akhirnya Pi menyerahkan cerita ini sepenuhnya pada penulis novel itu sambil mengatakan, "terserah dirimu, sekarang cerita ini sudah menjadi milikmu".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar