Jumat, 25 November 2011

Senyum Untukmu

Pasir putih menghampar berpadu indah dengan bias-bias kerlip air laut diantara birunya langit dan hijaunya bukit-bukit karang, sosok mu kokoh berdiri di depan mataku. Tanpa beban kau ayun langkahmu diatas pasir putih, meninggalkan jejak-jejak langkah. Seperti jejakmu di hatiku, begitu kentara. Aku berusaha menyelami apa yang sebenarnya ada dalam hati dan pikiranmu. Aku merasa menembus batas ruang dan waktu, terasa seperti mimpi, engkau nyata ada di depanku, terasa nyata dan terjamah, namun engkau bukan milikku. Sakit. 

Keindahan yang menjadi mimpi kita yang pernah terkoyak dan tercabik, pelan-pelan ingin kau bangun lagi. Aku tak tahu lagi, apakah aku harus mengiyakan atau menolak uluran tanganmu. Membangun sebuah istana khayalan adalah tak lebih dari membangun dunia yang tak pernah ada. Keindahan yang semu, yang akan hancur manakala kita harus terbangun untuk melanjutkan hidup. Dan itu akan terasa lebih sakit.
Desau angin membisikkan kata sanjunganmu yang setinggi awan, terimakasih, tapi itu tidak menjadikan semua menjadi nyata. Sanjunganmu adalah bangunan istana mimpi, indah hanya bila mata terpejam. Mengertikah kau?

Engkau juga menyimpan luka, aku tau itu. tapi apakah lukamu seperti lukaku? seperti gelombang air laut yang senantiasa berubah bentuknya, begitupun kata-kata yang kau lontarkan padaku. Semua bisa berubah, begitu ringan kau katakan itu padaku  dulu sewaktu engkau mengambil keputusan yang meruntuhkan tembok harapanku dan air laut itu menyiram luka ini menambah keperihan yang sudah ada. Jernih mataku menerawang jauh ke ufuk batas antara langit dan bumi, seulas senyum getir aku persembahkan untukmu. Penyesalan tak pernah datang di awal. Aku tahu Itu. 

Dalam jebakan pasir waktu, kita menikmati keindahan pantai ini, menunggu aliran pasir itu habis, dan habislah waktu dalam dunia khayal kita, dalam istana mimpi kita. Kembali kealam nyata dan menerima jalan hidup yang sudah kau pilihkan untukku. Terimakasih, meskipun pahit tetap akan aku telan tanpa dendam, dan tetap aku berikan seulas senyum getir untukmu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar