Selasa, 15 Februari 2011

Sederet Huruf yang Membentuk Sebuah Nama, Sebuah Keajaiban, Sebuah Anugerah

Nama yang dulu pernah sangat akrab dengan kehidupanku, yang kemudian tenggelam dan menghilang dari hiruk pikuk duniaku. Nyaris terlupakan. Kesibukan demi kesibukan, bergelut dengan jalan hidup yang berliku panjang, nama itu tersimpan rapi dalam kotak masalalu.Sebenarnya, tak pernah benar-benar terlupakan, sesekali muncul berkelebat walaupun sebatas  bayangan, tapi tak pula kuberkhayal kehidupan lalu akan hadir kembali selanjutnya.
Namun ternyata, dunia ini memang begitu sering menyimpan keajaiban. Tak pernah terpikirkan nama itu akan kembali muncul menyapa diriku. Hingga pada suatu titik, satu momentum, diluar jangkauan pengharapan,  kehidupan bak gelombang yang mempertemukan dua jalur frekuensi sejenis, sebuah keajaiban telah terjadi dan tak seorangpun mampu menghalanginya. Sederet huruf yang membentuk sebuah nama, yang pernah sangat akrab dengan kehidupanku, tiba-tiba muncul di depan mata, dan dengan satu tarikan jari "klik" dua dunia yang sempat terpisah terhubung begitu saja. Sebuah jembatan maya menghubungkan dua kehidupan yang sejiwa.
Sejiwa terpisah dalam dua dunia yang berbeda, namun kuasaNya memperkenankan kedua belahan jiwa itu mencecap pertemuan nyata, menjalani hari hari bersama, seperti di masa lalu, melewatkan hari-hari melalui dendang dan doa. Bagaikan menemukan mata air yang telah terpendam lama, yang digali kembali, gemericik, menyejukkan, memuaskan dahaga ditengah kemarau kehidupan. Kebahagiaan membuncah, memancarkan cahaya pelangi berwarna warni, senyum mengembang berseri-seri, duhai, terimakasih Gusti Allah.
Alangkah bahagianya, dan alangkah lebih berbahagia manakala kaki tetaplah berpijak di bumi dan tetap pada kesadaran yang utuh, bahwasanya ini adalah anugerah, dan sungguh sebuah kebodohan apabila terlupa daratan darimanakah datangnya anugerah ini. Semua dari Gusti Allah, kebahagiaan ini tak layak bila melebihi kebahagiaan pertemuan dengan Gusti Allah.
Kesadaran yang penuh akan hakekat kehidupan dan kasih sayang Sang pemilik sejati kehidupan, mengisi kekosongan masing-masing belahan jiwa manakala keduanya kembali terpisahkan jarak. Kembali pada  tugas kehidupan masing-masing, sembari senantiasa bersyukur, betapa Gusti Allah masih memperkenankan dua belahan jiwa saling berbagi dalam bingkai indah kasihsayangNya.
Sederet huruf yang membentuk sebuah nama, kembali akrab mengisi hari-hariku seperti kanak-kanak yang penuh ketulusan dan kegembiraan. Membagi cerita indah kehidupan, melantunkan nada-nada pengharapan, menggemakan doa doa saling menguatkan. 
Sederet huruf yang membentuk sebuah nama, terkadang aku masih takjub manakala  nama itu menyapa dan membagi cerita. 
Gusti Allah, syukurku padaMu, terimakasih atas semua anugerah kehidupan, kuatkan aku dan sebuah nama itu dalam menjalani peran-peran yang telah Engkau tetapkan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar