Jumat, 04 Maret 2011

Doakan, aku pulang lewat hutan

Gamang jiwa ketika menerobos pekat gulita malam, dingin menusuk hingga sumsum tulang. Pekerjaan yang harus aku tuntaskan hari ini berakhir hingga agak larut malam. Perjalanan pulang memakan waktu beberapa jam, melewati jalanan bergelombang, di tengah hutan jati, yang sebagian aspalnya telah menghilang dan tinggalah bebatuan berserakan. Tapi setidaknya masih ada yang bisa aku syukuri, yakni perjalananku ini tak ditemani hujan yang deras, hanya rintik-rintik meskipun cukup membasahi. Gelap dan suwung, benar-benar tanpa cahaya, dan malam senantiasa menyembunyikan makhluk-makhluk kegelapan. Hanya lampu motor ku menyorot tajam, menelisik setiap lubang dan bongkah batu di jalanan.

Sobat, doakan, aku pulang lewat hutan, memasuki pekat ini seakan aku memasuki dimensi dunia yang berbeda. Makhluk-makhluk tak kasat mata pasti nyaman tinggal disini karena tak terganggu oleh hiruk pikuk manusia, dan manakala deru mesin motorku membelah kesunyian yang menjadi milik mereka, bukan tak mungkin mereka protes sampai-sampai naik pitam. Ingin kuberkata pada mereka, aku bukan tentara yang datang mengobrak-abrik kediaman mereka, aku hanyalah seorang hamba yang berjuang menunaikan tugas yang diamanatkan untuk sebuah hakekat kemanusiaan, jadi, mohon permisi, nderek langkung, saya numpang lewat.

Sobat, pesan singkatmu menguatkan jiwaku, meskipun aku tahu, Tuhanlah segala, DIA takkan membiarkan sesuatupun menggangguku tanpa seijinNYA, namun sapaanmu tetap kubutuhkan. Doa-doamu berkolaborasi dengan doaku, bersinergi, menghasilkan frekuensi gelombang doa yang lebih kuat, dan Tuhan takkan membiarkan sesuatupun menggangguku tanpa seijinNYA.

"Tuhan, ijinkan aku melewati yang gelap ini, melewati yang pekat ini, melewati yang berlubang ini, melewati yang bergelombang ini,  jangan kau ijinkan makhluk-makhluk kegelapan mengganggu perjalananku, ijinkan keselamatan menemaniku hingga sampai di akhir perjalananku nanti, sehingga aku masih bisa melanjutkan tugas tugas yang KAU percayakan padaku esok hari."

Sobat, tunggu aku dalam terjagamu, nanti begitu sampai di tujuan kan kukirim kabarku padamu.

Salam.

(Kata jinn dalam bahasa Arab menacu pada sesuatu (makhluk) yang tertutup dan tersembunyi.
Al-Jauhari[1] mengatakan bahwa Al-Jãn adalah ayah jin, yang bentuk jamaknya adalah jînãn. Dalam kamus Al-muhît dikatakan: Jannahu Al-Layl berarti malam menutupnya. Segala yang tersembunyi dari anda disebut junna ‘anka. Jinn Al-layl berarti kegelapan malam. Al-Mijannah mengacu pada tanah (kawasan) yang dihuni banyak jin. Al-Jãn adalah jamak dari Al-Jinn.[2]
Kamus Lisãnul-‘Arab mengatakan: janana berarti menutup atau menyembunyikan. Segala yang tersembunyi dari anda diktakan Junna ‘anka. Jannahu al-layl berarti malam menutupnya… Jin adalah sebutan untuk makhluk yang tersembunyi dan tertutup dari pandangan. Bayi dalam kandungan pun dikatakan al-janîn karena ia terlindung di dalam rahim ibunya.[3])