Sabtu, 17 Desember 2011

Karena Aku Percaya

'Begitu kau menapakkan kaki ke padang pasir, kau tak bisa mundur lagi. Dan kalau kau tak bisa mundur lagi, kau hanya perlu memikirkan cara terbaik untuk maju terus. Selebihnya terserah Allah, termasuk bahaya yang mungkin terjadi' 
Kalimat yang aku baca dari novel Paulo Coelho itu seakan-akan menyentak kesadaranku. beberapa hari ini aku sempat goyah, akankah kesempatan yang ditawarkan perusahaan itu jadi aku ambil? Sebenarnya aku sudah mengiyakan tawaran itu, yang berarti pula aku meninggalkan semua kenyamanan yang diberikan Yogyakarta, meninggalkan dua buah hatiku yang masih menempuh pendidikan di sini, dan meninggalkan cinta yang kau tawarkan. Keputusan sudah aku ambil, pantang buatku berbalik. Benar, aku hanya perlu memikirkan cara terbaik untuk bertahan  hidup kelak disana, selebihnya terserah Allah. 

Aku harus terus maju, berjuang untuk kehidupan kami bertiga, berjuang untuk harga diri dan kehormatanku. Aku tak menampik, cintamu memang ada untukku, namun tak cukup besar untuk menghadang semua rintangan yang menghalangi kita. Tak cukup besar untuk membuatku tetap bertahan disini. 

Bila terus menoleh kebelakang, yang ada hanyalah sesal, karena kau memilih menempuh jalan yang berbeda, yang membuat keadaan kita tercabik-cabik seperti sekarang ini. Namun aku tetap harus bisa menghargai caramu "cara dia tidak sama dengan caraku, begitu pula sebaliknya. Tapi kami berdua sama-sama sedang mencari takdir kami, dan aku menghormatinya untuk itu" Aku bisa menghormati keputusannya utk tidak hidup bersamaku. "mungkin Tuhan menciptakan padang pasir supaya manusia bisa menghargai pohon-pohon kurma itu " Mungkin juga, Tuhan memberikan dalam hidupmu orang lain, agar kau bisa menghargai kehadiranku dalam hidupmu. Mungkin.

Aku hanya perlu menguatkan niat, membulatkan tekad untuk terus berjuang untuk memenangkan kemanusiaanku dan mengalahkan nafsu serta egoku. Aku sudah mendapatkan hatimu tanpa perlu aku merebut dari siapapun. Bila aku mau, aku bisa mendapatkan dirimu, sepenuhnya. Tapi aku tahu, itu akan merendahkanku sebagai manusia. Aku bukan manusia semacam itu, gagah berani mengembangkan layar, mengarungi hidupku sendiri, hingga Allah lah yang berkehendak memberikanmu padaku, itulah aku. Langsung terjun ke pertempuran tanpa perlu tahu bagaimana hasilnya. Masa depan sudah ditulis Allah, dan apa yang telah ditulisNYA selalu untuk kebaikan manusia. Aku percaya, Allah memberikan yang terbaik untukku.

Yogyakarta, 18 Dec 2011
22.55
inspired by the alchemist_paulo coelho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar