Sabtu, 12 Maret 2016

Menjadikan Buku sebagai Pelajaran Hidup

Bukan jaminan seorang yang membaca buku tentang kesabaran, lalu dirinya menjadi sabar, dan bahkan bukan jaminan orang yang menuliskan tentang kesabaran, dirinya benar-benar orang yang sabar. Beberapa orang, termasuk saya dulu, mungkin mengira, untuk memahami kehidupan ini adalah dengan cara banyak membaca dan mengikuti berbagai seminar. Namun, seiring berjalannya waktu, usia bertambah, permasalahan kehidupan dan peristiwa yang dihadapi pun beragam, akhirnya pemahaman saya berkembang.

Dalam buku SOUL Reflection hal ini dikupas lebih detail, pada Bab : Proses Belajar, yang pada salah satu alinea " Maka ketika kita belajar, melalui proses membaca, jangan hanya membaca saja. Renungkanlah setiap kata demi kata, arahkan ke dalam diri kita untuk mengetahui keberadaan diri, inilah cara kita untuk menunjukkan kekurangan diri." Penulis buku tersebut, Bunda Arsaningsih pernah memberikan wejangan kepada saya, saat saya akhirnya bisa sedikit mengatasi diri saya sendiri ketika menghadapi sebuah permasalahan, beliau mengatakan, "berteori itu bikin pinter, tapi mengalami membuat orang menjadi bijaksana, inilah pelajaran kehidupan. Bersyukurlah kita diarahkan Tuhan untuk menjadi bijaksana"

Jadi, pelajaran hidup, bukan semata-mata dengan mendengar atau membaca, lalu diri kita menjadi paham. Itu baru sebagian tahapan. Karena bila kita membaca saja, lalu kita merasa paham, bisa jadi setelah beberapa saat kemudian kita sudah lupa.  
Pelajaran hidup yang paripurna adalah, setelah kita mendengar atau membaca, lalu dibawa ke dalam diri, dirasakan, dilakukan. Proses merasakan adalah proses yang benar-benar membutuhkan awareness dan kesabaran. 

Memasukkan kata ke dalam tulisan itu mudah, namun memasukkan tulisan ke dalam hati itu yang tidak mudah (Profesor Ali Azis, MAg)

Sumber : SOUL Reflection Book & Radio El Victor 93,3 FM