Selasa, 15 Oktober 2013

The Walkthrough

Kehidupan manusia adalah sebuah perjalanan. Stasiun awal pemberangkatan adalah proses penciptaan dan stasiun akhir adalan kematian dan kembali kepada Tuhan. Dalam Al Qur'an, dituliskan bahwa manusia dititahkanNYA untuk menjadi khalifah di muka bumi. Menjadi khalifah berarti menjadi panutan bagi semua makhluk dalam membangun satu sistem kehidupan yang  baik yang saling mendukung, saling mensupport bukan kehidupan yang menguasai satu  diatas yang lain, saling merugikan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Tuhan membekali manusia dalam setiap periode kehidupan dengan hand out yang biasa disebut Kitab Suci. Hand out ini berfungsi sebagai petunjuk-petunjuk tatacara untuk menegakkan satu kehidupan yang tertata baik, dalam bahasa anak muda ibarat sebuah permainan game, untuk menyelesaikan permainan dengan baik atau memenangi game tersebut maka seseorang butuh "walkthrough"

Adalah salah kaprah penyucian yang cukup meluas di kalangan masyarakat,sehingga banyak kalangan menganggap kitab suci adalah kitab yang harus disucikan secara fisik saja, dalam artian, letaknya harus selalu diatas, tidak boleh dilangkahi, dibaca pada saat saat tertentu sebagai penawar galau, sebagai hiasan satu pengajian, dibaca bak mantra disaat seseorang menjelang ajal. Kitab suci menjadi suci, bukan karena kertasnya, menjadikan suci adalah karena apa yang dikandungnya adalah petunjuk kehidupan yang tak patut diabaikan, mengabaikan kandungannya apalagi dengan sengaja melawan apa yang menjadi ketentuan informasi didalamnya itulah penghinaan terhadap kitab suci yang sesungguhnya. Kandungan informasi yang terkandung dalam sebuah kitab suci itulah yang membedakan sebuah kitab suci dengan buku karangan manusia biasa. Karena disitu meliputi segala bentuk informasi yang bila dilaksanakan dengan benar akan membawa manusia dalam tataran kehidupan yang indah dan agung, yang akan membedakan kemuliaan manusia dibanding dengan makhluk lain.

Tantangan kita sebagai manusia adalah menyerap informasi yang tertulis dalam kitab suci, menjadikan teori di dalamnya  masuk ke dalam ranah pemahaman pikiran dan selanjutnya mampu mewujudkannya kedalam kesadaran diri,sehingga setiap tindakan yang dilakukan adalah berdasar ajaran Tuhan. Hal ini tentunya memerlukan kesabaran. Apalagi informasi yang terkandung dalam kitab suci tak bisa langsung kita serap, mengingat kitab suci diturunkan menggunakan bahasa asing,  masih harus diterjemahkan dalam bahasa kita sehari-hari. Namun saya yakin dengan niat yang tulus dan kesabaran, suatu saat siapapun yang benar-benar berusaha akan dapat menjadikan segala tindakannya adalah ayat Tuhan yang mewujud dalam kehidupan. Selamat berjuang. Barakallahu.